Beranda > Pengalaman > Tebing Breksi yang Istimewa.

Tebing Breksi yang Istimewa.

Beberapa waktu yang lalu, saya dan keluarga berkesempatan datang ke lokasi iconik wisata di Jogja : Tebing Breksi. Lokasinya di daerah Prambanan, Sleman. Ada beberapa peristiwa dan momen istimewa selama di lokasi itu. Momen yang belum pernah saya temui di lokasi wisata lainnya sebelumnya.

Hal istimewa yang pertama adalah pemuda yang memandu dan mengatur lalu lintas. Gratis.

Namanya tebing, untuk sampai ke lokasi tersebut, pasti harus melalui jalan sempit dan naik yang cukup terjal. Namun, perjalanan menuju lokasi begitu mudah. Ketika pengunjung akan masuk lokasi tersebut, ada beberapa anak muda berseragam baju warna hijau di beberapa lokasi penting : persimpangan, jalan menanjak terjal dan belokan. Dengan sigap dan terkoordinir, menggunakan sarana komunikasi handy talky, mereka memandu dan mengatur lalu lintas. Mengarahkan kendaraan yang harus maju atau harus menunggu.

Istimewa kedua adalah ketika memasuki area lokasi wisata. Di gerbang masuk, beberapa pemuda dan pemudi dengan ramah menyapa,

“Selamat pagi Bapak. Selamat datang di Tebing Breksi. Kami sampaikan bahwa karcis parkir Rp. 5 ribu. Sedangkan untuk pengunjung, kami persilakan biaya seikhlasnya.”

Apa? Seikhlasnya? Baru kali ini saya masuk lokasi wisata seikhlasnya. Ok. Setelah membayar ongkos parkir dan biaya pengunjung, kami masuk ke lokasi wisata. Di setiap persimpangan menuju tempat parkir, ada petugas yang mengarahkan. Bagus.

Saya melihat sekeliling. Tempat parkir tersedia cukup luas, tempat kuliner juga teratur. Toilet tersedia, cukup terawat dan informatif. Tidak ada satupun pedagang asongan. Bagus.

Keistimewaan selanjutnya adalah benar-benar spesial, karena hanya baru saya alami di Breksi : Fotografer seikhlasnya.

Di lokasi itu terdapat spot iconik view dengan tambahan stage untuk foto. Nah, di setiap tempat itu, ada seorang pemuda berseragam baju biru menungguinya. Di dekatnya ada kaleng plastik betuliskan “Seikhlasnya”.

Menggunakan kamera handphone milik pengunjung sendiri, fotografer itu membantu pengunjung mendapatkan momen, spot dan gaya foto terbaik. Karena ada fotografer itulah, maka satu keluarga bisa narsis semua. Ini sungguh ide brilliant.

Fotografer tidak perlu modal kamera. Pengunjung beserta keluarganya, bisa mendapatkan gambar terbaik dan lengkap dengan seluruh keluarganya. Karena menggunakan kamera HP sendiri, maka pengunjung bisa mendapatkan fotonya, tanpa perlu repot memindahkan file foto dari fotografer. Bayarnya, seikhlasnya. Pas.

Fotografer itu mungkin bukan seorang profesional, tapi dia telah berpengalaman mengambil foto dengan sudut foto terbaik. Mampu mengarahkan pengunjung yang sebelumnya tidak bisa bergaya di depan kamera, menjadi seorang yang fotogenik.

Setelah puas mendapatkan foto terbaik. Ada lokasi iconik lain di sekitar Tebing Breksi : Candi Ijo. Lokasinya sekitar 500 meter di atas Tebing Breksi. Karena menjadi salah satu cagar budaya, maka pengelolaan Candi Ijo menjadi tanggung jawab Pemerintah.

Pengunjung wajib membayar ongkos masuk @Rp. 5 ribu. Hanya saja, di lokasi itu tidak dijumpai fotografer seperti di Tebing Breksi. Padahal spot lokasinya juga lumayan bagus untuk foto. Apalagi dari lokasi itu, nampak dengan sangat jelas landasan bandara Adi Sucipto, Yogyakarta.

Di sekitar lokasi candi, tersedia mobil off road. Saya tidak bisa bercerita, mobil itu membawa pengunjung kemana saja. Karena kebetulan saya tidak mencobanya. Itu adalah konsekuensi dari istri takut, ketika diajak berpetualang menggunakan mobil itu.

Kalau melihat sekilas, sebenarnya lokasi itu biasa-biasa saja, bahkan panasnya sangat menyengat. Tebing Breksi hanyalah salah satu tebing di kota Jogja. Itu hanyalah bukit bekas tambang batu kapur. Namun, sepertinya masyarakat di desa itu benar-benar sadar wisata. Mereka mampu memanfaatkan kesempatan. Menciptakan peluang dan memeliharanya, menjadi tempat yang layak dikunjungi siapa saja.

Lihat foto-foto terlampir. Ayo ke Breksi dan dapatkan momen istimewanya.

Yogyakarta, 13 Mei 2018.

Kategori:Pengalaman
  1. Belum ada komentar.
  1. No trackbacks yet.

Tinggalkan komentar